Selasa, 17 Januari 2017

Ceritaku

Mungkin buat sebagian orang cerita yang ingin aku bagi ini adalah hal yang biasa, tapi tidak untuk ku. Diusia 20 tahun, usia yang menurutku masih bisa di anggap usia yang belum dewasa, mengaharuskan ku untuk menjadi orang yang seharusnya berusia lebih dari aku. Kalian tau, di tahun itu Ayah ku yang berusia 55 tahun mengharuskannya untuk berhenti dari tempat dia bekerja. Dan di tahun itu pun perjuangan ku di mulai, Aku memang bukan anak satu-satunya dalam keluarga ku, bahkan aku mempunyai seorang kakak laki-laki. Aku dan kakak ku hanya berjarak 2 tahun, yang berarti kakak ku berusia 22 tahun. Tapi dia nekat menghabiskan masa lajangnya di usia mudanya. Yah mungkin itu hal yang biasa di zaman sekarang. Tapi tidak untukku, aku yang memikirkan masa depan, membuat aku takut untuk memutuskan untuk mengikuti langkah kakak ku. Aku berfikir bahwa jika aku menikah tahun itu, mungkin itu akan membuat keluarga ku terpuruk. Aku tau siapa keluarga ku, mereka selalu membuat keputusan singkat tanpa memperhatikan masa depan. Dan hingga akhirnya semua yang aku khawatirkan itu benar, mereka tidak tau bahwa akhirnya semua yang dihasilkan selama ini habis begitu saja, hingga akhirnya aku menyerah pada keadaan. Aku harus ikhlas dengan apah yang menjadi tuntutan hidup, kini aku berusaha melanjutkan hidup ku dan keluarga ku dengan semampuku. Sulit memang, harus berada di posisi ini, keluarga yang menjadi prioritas utama dan pendidikan ku yang selalu aku kalahkan. Mungkin menurut sebagian teman ku, aku hanya beralasan untuk menjadikan pendidikan ku prioritas kedua. Aku ingin seperti mereka, yang hanya fokus pada pendidikan, bukan harus memikirkan banyak hal dalam satu fikiran. Lelah, tapi ini semua harus aku lakukan, karena aku sayang mereka keluarga ku. Aku pernah merasakan hal yang begitu berat, saat ibu ku harus merasakan sakit di paru-parunya selama satu tahun. Sesak nafasnya bahkan menyusutnya badannya membuat hati ini pilu. Saat itu Ayah ku sudah tidak bekerja, tidak ada asuransi yang menanggung semuanya, mengharuskan ku memutar otak untuk mengobati ibu ku. Obat yang harus diminum tiap hari dan obat yang tidak boleh putus meminumnya selama satu tahun, membuat ku sering menyusahkan teman-temanku. Aku berharap aku akan mendapat kebaikan dari semua yang ku lakukan. Dan Alhamdulillah Allah memberi ku satu kebaikan dengan membuat ku menjadi karyawan tetap di salah satu perusahaan besar di INDONESIA. Aku percaya semua ini balasan atas semua yang kulakukan. Berjuang dan berusaha dan tentunya meminta doa sang ibu yang membuat ini semua terwujud. Hingga sekarang semua perjuangan ini pun masih harus berlanjut, entah sampai kapan, yang pasti saat ini aku melakukan semuanya semampuku, Allah Maha Mengetahui, apa yang sudah aku kerjakan aku serahkan hasilnya pada Sang Pencipta. Yang aku lakukan hanyalah bertahan hidup untuk ku dan keluargaku :'D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar